"Jadilah kamu orang yang mengajar, atau belajar, atau pendengar, atau pecinta (ilmu) dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima (tidak mengajar, belajar dan tidak cinta ilmu), maka kamu akan hancur."
(Hadits Riwayat Baihaqi)
Home » , , , » Nubuwwah Akhir Zaman Hingga Kiamat – Part 1

Nubuwwah Akhir Zaman Hingga Kiamat – Part 1


Khilafah atau Al Mahdi dulu yang muncul?
Oleh : Dzulqarnain

Saat ini umat Islam masih berdebat soal mana duluan yang akan muncul, Khilafah atau Al Mahdi?
Mari kita coba lihat nubuwwah akhir zaman dan realitas terkini yang terjadi, semoga bisa menjawab pertanyaan tersebut, wallahu’alam bis showab!

Saat ini, Fase Terakhir.

Sebuah nubuwwah nabi Saw., mengabarkan kepada kita bahwa fase terakhir perjalanan panjang umat Islam adalah tegak kembalinya Khilafah alaa Minhajin Nubuwwah.

Rosulullah SAW., bersabda :

Adalah di tengah-tengah kamu (masa) kenabian sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah adanya, kemudian Allah menghilangkannya manakala Dia berkehendak. Kemudian akan ada (masa) khilafah Rasyidah yang berjalan berdasarkan Minhaj (jalan) kenabian sampai pada (masa) yang dikehendaki oleh Allah adanya, kemudian Allah menghilangkannya manakala Dia berkehendak.


Setelah itu akan ada kerajaan yang menggigit dengan kuat (berpegang pada sunnah) hingga pada waktu yang dikehendaki oleh Allah adanya, kemudian Allah menghilangkannya manakala Dia berkehendak. Sesudah itu akan ada kerajaan yang sewenang-wenang sampai pada waktu yang dikehendaki oleh Allah adanya, kemudian Allah menghilangkannya manakala Dia berkehendak.
Kemudian akan ada Khilafah Rasyidah yang berjalan berdasarkan Minhaj (jalan) kenabian. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diam.” 
[Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad no. 18903, 40/56, Lihat Silsilah Shahihah No. 5]


Para ulama sepakat, umat Islam saat ini berada di fase terakhir, yakni di masa para rezim diktaktor, dan hampir 100 tahun kosong dari sistem pemerintahan Islam atau yang di akhir hadits disebut dengan Khilafah alaa Minhajin Nubuwwah.

Dengan demikian, umat Islam akan segera melihat kemunculan Khilafah alaa Minhajin Nubuwwah, sebagai tanda akan dimulainya masa-masa kejayaan Islam, termasuk masa berkuasanya Al Mahdi.

Bahkan Rosulullah SAW., mengabarkan Khilafah yang muncul lebih dahulu ini mempersiapkan beberapa hal penting untuk Al Mahdi.


Jalan Untuk Al Mahdi

Dari Abdullah bin al-Haris bin Jaz-uz Zabidi RA katanya, sabda Nabi SAW.,

Akan keluar orang-orang dari Timur, lalu mereka mempersiapkan untuk Imam Mahdi, yakni tapak pemerintahannya.” (HR Ibnu Majah)

Hadits lain memperkuat hadits di atas, yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Al Hakim.

Maka barangsiapa di antara kalian atau anak cucu kalian mendapati laki-laki tersebut, hendaklah ia mendatangi imam (pemimpin) ahlul baitku meski harus merangkak diatas salju. Karena sesungguhnya panji-panji tersebut adalah panji-panji petunjuk yang mereka serahkan kepada seorang laki-laki dari ahlul-baitku, namanya seperti namaku dan nama bapaknya seperti nama bapakku. Ia berkuasa di bumi dan memenuhi bumi dengan ketenteraman dan keadilan, setelah sebelumnya dipenuhi dengan kedurjanaan dan kezhaliman." (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Di dalam hadis tersebut ada kalimat “hendaklah ia mendatangi imam (pemimpin) ahlul baitku", ini menunjukkan bahwa sebelum pemerintahan Al Mahdi sudah ada imam (pemimpin) dalam sebuah pemerintahan Islam, yakni Khilafah yang dipimpin oleh seorang Khalifah, yang mana panji-panjinya (simbol-simbol pemerintahannya) kelak akan di serahkan kepada Al Mahdi.


Khilafah Dulu, Baru Al Mahdi

Terkait hadits Rosulullah yang membahas fase-fase umat Islam, Rasululloh tidak menyebutkan secara eksplisit (jelas) bahwa Khilafah yang wujud di akhir zaman itu langsung dipimpin oleh Imam Mahdi.

Sehingga, sangat mungkin kiranya pada Kekhilafahan yang berdiri di akhir zaman (sebelum diutusnya Imam Mahdi), ia tidak serta-merta sang Khalifah pertamanya adalah Imam Mahdi, sebagaimana anggapan keliru yang diyakini oleh kebanyakan orang. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Imam Ibnu Katsir.

          Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah pernah menyebutkan, “Al-Mahdi adalah Muhammad bin Abdulloh Al-‘Alawi Al-Fatimi Al-Hasani. Alloh akan mengishlahnya dalam satu malam. Maksudnya, Alloh menerima taubatnya, memberinya taufik, memberinya petunjuk, setelah sebelumnya tidak demikian. Kemudian Alloh menopangnya dari penduduk Masyrik (timur) yang mereka akan menolongnya dan mengokohkan pemerintahannya (Sulthan) dan mengokohkan pilar-pilarnya dan dijadikan pula Panji Hitam sebagai Ar-Rayah-nya. Sebagai arti dari sebuah kewibawaan. Karena Ar-Rayah yang dimiliki Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wasallam adalah Panji Hitam, yang disebut dengan Al-‘Uqab”

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Ibnu Katsir. Beliau berkata, “Ketahuilah wahai saudaraku sesama muslim, sesungguhnya banyak kaum muslimin yang pada hari ini telah menyimpang dari kebenaran dalam masalah ini. Diantara mereka ada yang memiliki keyakinan bahwa Daulah Islam tidak akan tegak kecuali dengan keluarnya Al-Mahdi. Pendapat ini adalah sebuah khurafat dan kesesatan yang dicampakkan oleh syetan ke dalam hati banyak masyarakat awam. Terutama lagi orang-orang sufi diantara mereka. Tidak ada satu dasarpun hadits-hadits tentang Al-Mahdi yang menyiratkan hal itu. Bahkan, hadits-hadits tentang Al-Mahdi tidak lebih dari berita gembira dari Nabi kepada kaum muslimin akan datangnya seorang laki-laki dari Ahlul Bait beliau.

          Beliau menyebutkan sifat-sifat lelaki tersebut, yang diantaranya adalah; ia memutuskan perkara dengan Islam, dan menyebarkan keadilan diantara umat manusia. Dia (Imam Mahdi) dengan demikian sebenarnya adalah salah seorang mujaddid yang diutus oleh Alloh ta’ala pada penghujung setiap seratus tahun, seperti yang dijelaskan dalam hadits shahih. Sebagaimana hadits (tentang mujaddid) tersebut, tidak berarti (Umat Islam) boleh meninggalkan usaha menuntut ilmu dan berusaha memperbarui agama dengan ilmu. Demikian pula—dengan hadits-hadits tentang—keluarnya Al-Mahdi, tidak boleh mengandalkan diri kepada kehadirannya, tidak mengupayakan persiapan kekuatan dan mengupayakan tegaknya hukum Alloh di muka bumi.

Justru, yang benar adalah sebaliknya, karena usaha Al-Mahdi tidak akan lebih besar dari usaha Nabi kita Muhammad Shallallohu ‘alaihi wasallam yang bekerja selama 23 tahun untuk menguatkan pilar-pilar bangunan Islam dan menegakkan Daulahnya. Apa yang akan dilakukan oleh Al-Mahdi jika ia keluar pada masa sekarang, sementara ia mendapati kaum muslimin tercerai-berai dalam banyak kelompok dan golongan, dan masyarakat tidak mengangkat para pemimpin dari golongan Ulama—kecuali hanya segelintir diantara mereka—. Sudah pasti, Al-Mahdi tidak akan mampu menegakkan Daulah Islam, kecuali setelah ia menyatukan kaum muslimin dalam satu barisan, di bawah Panji (bendera) yang satu. Tidak diragukan lagi, bahwa hal tersebut akan membutuhkan waktu yang panjang.

          Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa Khilafah alaa Minhajin Nubuwwah akan lebih dulu muncul, baru kemudian akan disusul dengan kemunculan Imam Mahdi.

Wallahu’alam bis showab!


Berlanjut Disini
Akhir Zaman Muslimin Akan Berdamai Dengan Bangsa Rumawi




Thanks for reading & sharing Subhanallah

Previous
« Prev Post

Total Pengunjung Laman

Origins Truth. Diberdayakan oleh Blogger.